Senin, 21 Desember 2009

Menjadi Pribadi yang Bersyukur

Nikmat Allah SWT yang begitu banyak ini menuntut sikap syukur yang totalitas dalam amal nyata sehari-hari. Keluarga Nabi Daud as bisa menjadi teladan. Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda:”Shalat yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat Nabi Daud (tidur setengah malam, bangun sepertiganya, tidur seperenam malam. Puasa yang paling dicintai Allah uga puasa Daud (Puasa sehari, berbuka di hari berikutnya).

Keteladanan Nabi Daud as juga dalam bekerja. Rasulullah Saw bersabda:”Tidaklah seseorang itu makan makanan lebih baik dari hasil kerja tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud as senantiasa makan dari hasil kerja tangannya sendiri.”

Allah SWT berfirman:”Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku”. (QS Al Baqarah: 152). Ibnu Qayyim ra merumuskan tiga bentuk syukur yang sungguh-sungguh. Yaitu dengan lisan dalam bentuk pengakuan & pujian, dengan hati dalam bentuk kesaksian & kecintaan, serta dengan seluruh anggota tubuh dalam bentuk amal perbuatan.

Sayid Qutb menafsirkan ayat “Dan sedikit sekali hamba-hamba-Ku yang bersyukur” sebagai pernyataan akan kelalaian manusia dalam mensyukuri nikmat-Nya, meskipun mereka berusaha dengan semaksimal mungkin, tetapi tetap saja mereka tidak akan mampu menandingi nikmat Allah SWT yang dikaruniakan terhadap mereka. Apalagi ketika mereka tidak mensyukurinya sama sekali.

Seorang hamba yang bersyukur senantiasa memandang segala jenis nikmat yang terbentang di alam semesta ini sebagai bahan perenungan akan kekuasaan Allah SWT yang tidak terhingga sehingga menambah rasa syukurnya kepada Dzat Yang Maha Kuasa.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur“.(QS Saba’:19)

Dikutip dari Adz-Dzikro Edisi 44 th.1 Maret 2008