Senin, 06 Desember 2010

2010, Tahun Kebangkitan Nasyid

22/02/2010 07:38:23 INSTRUMEN musik mungkin akan kurang diminati generasi muda, beberapa waktu ke depan. Padahal di mana-mana bertumbuhan band-band baru  dan semakin banyak orang yang mempunyai skill untuk bermusik. Itu tak lepas dari mulai diliriknya nasyid atau acapela mulut. Tidak sekadar bernyanyi dan menirukan suara alat musik biasa, namun bisa tampil penuh atraktif dan membuat panggung kembali ‘hidup’. Bahkan acapela pun bisa membaur dan menyatu dengan beragam aliran musik, seperti hip hop, rap, dangdut, country dan sebagainya. Aksi mereka terlihat dalam acara yang didukung SKH Kedaulatan Rakyat, berupa Konser Musik Mulut Visit Jogjakarta Year 2010-Be Creative, di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, Minggu (21/2). Pelatih dari beberapa nasyid di Yogya Era Sugiarso mengatakan, acapela ini seperti merangkai beberapa huruf untuk menjadi kata. Bisa dibilang, nasyid hasil persilangan budaya musik dari berbagai negara. Sesuatu yang menarik dari acapela jenis ini, generasi muda tidak hanya bisa merasakan asyiknya bermusik dan menyanyi, tapi sekaligus melakukan dakwah dan beribadah.“Yogya juga menjadi barometer nasyid, terlebih setelah munculnya Bimbo, Raihan, Justice Voice, dan Fatih. Saat ini banyak remaja yang mencoba nasyid. Awalnya hanya bermodal semangat, tapi kini mereka mampu mengembangkan diri karena sering berlatih dan mendengarkan suara dari beragam instrumen,” terang pria yang juga menjadi konduktor pada konser siang itu.Salah satu munsyid (orang yang menyanyikan nasyid) Fely Hilman berujar, nasyid mempunyai peluang untuk bersaing dengan band. Semua itu, tergantung pemahaman masyarakat. Selebihnya, munsyid harus bisa memperbaiki kualitas bermusik serta penampilan agar penonton tidak berpaling.“Bisa dibilang tahun ini, adalah kebangkitan nasyid dan titik balik dari nasyid yang sempat tenggelam selama beberapa waktu lalu. Semoga semakin banyak nasyid yang konsisten di nasyid, sehingga bisa memberikan suasana baru di blantika musik Indonesia,” jelas Fely yang pernah aktif di Justice Voice selama 8 tahun ini.Manager Justice Voice Dra Ati Ganda mengungkapkan nasyid di Yogya lebih kuat dibandingkan kota lainnya. Ini tak lepas dari banyaknya komunitas nasyid dan mudah untuk menyatukan mereka. Karena itulah, perkembangannya juga lebih cepat, bahkan ada beberapa yang bisa berkibar di dunia internasional. “Semua itu, tak lepas dari pesan dan sikap moral yang mereka usung. Meskipun begitu, munsyid harus konsisten, agar mayor label berani mengorbitkan nasyid. Dari banyaknya nasyid, hanya 20-30 persen yang masih bertahan dengan label. Keadaan ini karena terbentuknya nasyid tidak digunakan untuk mengejar ekonomi, tapi untuk dakwah semata,” terangnya.  

Sumber : koran Kedaulatan Rakyat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar